Jumat, 27 Agustus 2010

Syarat sah suatu ibadah


Syarat sah suatu ibadah

Ketahuilah wahai saudaraku seiman, bahwasanya sholat dan ibadah-ibadah kita yang laintidak akan diterima disii Alloh kecali jika terpenuhi 2 syarat :

Syarat pertama :  Amalan tersebut ikhlas karena Alloh, karena sesungguhnya Alloh tidak akan menerima amalankecuali yang dimurnikan kepada-nya. Alloh berfirman yang artinya :
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan memurnikan Ketaatan kepadanyadalam (menjalankan) agama yang lurus… (QS. al-Bayyinah [95]:5)
Alloh juga berfirman yang artinya :
Ingatlah, hanya kepunyaan Alloh agama yang bersih (dari syirik)…(QS.az-Azumar [9]:3)
Katakanlah: ”Hanya Alloh saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-nya dalam (menjalankan) agamaku.” (QS. az-Zumar [39]:14)

Syarat kedua: ittiba’ (mengikuti) Rosululloh, karena sesungguhnya Alloh tidak akan menerima amalan kecuali yang sesuai dengan petunjuk Rosululloh. Alloh Berfirman yang artiya :
Apa yang diberikan Rosul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarang olehmu, maka tinggalkanlah... (QS. al-Hasyr [59]:7)
Maka dari Robbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu  keberatan terhadap keputusan yang mereka barikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya (QS. an-Nisa’[4]:65).
Rosululloh bersabda yang artinya:
“Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan kami ini suatu amalan yang tidak ada padanya maka amalan itu tertolak”. Dan didalam lafazh yang lain:”Barangsiapa melakukan amalan yang tidak berdasarkan urusan dari kami maka amalan itu tertolak.” (Diriwayatkan oleh Bukhori di dalam Shohihnya: 2499 dan Muslim didalam Shohihhya: 3243)
Hadist ini menunjukan bahwa segala amalan yang tidak berdasar kepada urursan nabi maka akan tertolak. Maksud “urusan” Nabi adalah Agama dan Syariatnya. Maka barangsiapa melakukan amalan tanpa tuntunan dari Rosullulloh maka amalannya akan tertolak, kembali kepada pelakunya tanpa mendapatkan pahala sedikitpun dari Alloh.
Maka tidak berguna setiap amalan __termasuk sholat yang kita kerjakan__ jika tidak ikhlas karena Alloh dan benar sesuai dengan sunnah Rosullulloh.
Fudhoil bin ‘Iyadh Berkata tentang makna firman Alloh:
“Supaya dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amal-nya”. (QS. al-Mulk[67]:2) “Yaitu yang paling ikhlas dan palng benar.” Ditanya kepadanya: “Wahai Abu Ali, Apakah yang dimaksud dengan yang paling ikhlas dan yang paling benar?” Maka dia menjawab: “Sesungguhnya amalan, jika ikhlas tapi tidak benar

maka tidak akan diterima, dan jika benar dan tidak ikhlas maka tidak akan diterima.dan akan diterima jika ikhlas an benar.Ikhlas jika diniatkan semata karena Alloh dan benar jika dilandasi atas sunnah.” (Diriwayatkan oleh abu Nu’aim didalam Hilyatun Auliya’8/95).

Dan diantara ayat yang menggabungkan dua syarat di atas adalah firman Alloh  di akhir surat al-Kahfi [18] yang artinya :
Katakanlah: Sesungguhnya Aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Sesungguhnya Ilah kamu itu Ilah yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Robbnya, Hendaklah ia mengaerjakan amal yang Shohih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Robbnya.”

(Untuk pembahasan lebih lanjut tentang masalah ini silahkanmerujuk kitab Iqtidho’Shirithol Mustaqim oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah 2/372-374 dan kitab Ushul Iman fi Dhauuil Kitabi was Sunnah terbitan Dapartemen Waqof dan Urusan Agama Arab Saudi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar