Jumat, 27 Agustus 2010

IKHLAS DALAM SEBUAH AMALAN

IKHLAS DALAM SEBUAH AMALAN


Para pembaca yang mulia- semoga Allah subhanahu wata’ala merahmati kita semua-, Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana telah menetapkan bahwa di antara hamba-hamba-Nya akan ada yang mengalami hidup bahagia dan akan ada yang mengalami hidup sengsara. Namun Allah subhanahu wata’ala adalah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, melalui lisan Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wasallam, Dia subhanahu wata’ala juga telah menunjukkan kepada umat manusia ini mana jalan yang akan mengantarkan kepada hidup bahagia dan mana jalan yang akan menjerumuskan kepada jurang kesengsaraan.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui dan mempelajari serta kemudian mematuhi dan mengamalkan rambu-rambu yang telah terpasang di jalan yang menuju kepada hidup bahagia tersebut. Allah subhanahu wata’ala sebagai pemilik kehidupan ini telah menegaskan dalam Al Qur’an (artinya):
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang bahagia.” (An Nahl: 97)
Allah subhanahu wata’ala mensyaratkan kepada seorang mukmin yang menginginkan hidup bahagia, agar mereka beramal shalih. Allah subhanahu wata’ala berjanji, barangsiapa yang beramal shalih niscaya akan dimasukkan ke dalam Jannah-Nya. Sebagaimana firman-Nya (artinya):
“Barangsiapa yang beramal shalih baik laki-laki maupun perempuan dan dia beriman, maka mereka akan masuk ke dalam Al Jannah dan mereka tidak akan dianiaya sedikitpun.” (An Nisa’: 124)



Apakah Amal Shalih itu?


Tidaklah semua amal baik yang dilakukan oleh seseorang bisa dikatakan sebagai amalan shalih yang diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala. Seperti yang telah dikhabarkan oleh nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya:
“Betapa banyak orang yang berpuasa, tidaklah dia mendapatkan pahala kecuali sekedar rasa lapar, dan betapa banyak orang yang menegakkan shalat malam, tidaklah dia mendapatkan pahala kecuali sekedar bergadang saja.” (HR. Ibnu Majah, An Nasa’i)
Lihatlah wahai pembaca yang mulia, ternyata amalan puasa dan shalat malam yang dilakukan, tidak memberikan manfaat bagi dirinya, Allah subhanahu wata’ala tidak menerima amalan tersebut, tidak memberi pahala kepadanya, dan yang ia peroleh hanya sebatas rasa lapar dan payah belaka.


Karena Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wasallam telah menetapkan dalam syari’at Islam ini, bahwa suatu amalan disebut amal shalih yang diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala jika terpenuhi padanya dua syarat:
Syarat Pertama adalah Ikhlas, yakni amalan yang dilakukan itu semata-mata hanya untuk mengharapkan ridha Allah subhanahu wata’ala, bukan karena terpaksa atau karena mengharapkan pujian orang lain, ataupun dalam rangka untuk mencari jabatan, kekayaan, popularitas dan semisalnya dari perkara-perkara duniawi.
Syarat Kedua haruslah amalan itu sesuai dengan tuntunan/ajaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada tuntunan (ajaran)nya dari kami, maka amalan itu akan tertolak (di sisi Allah subhanahu wata’ala).” (HR. Muslim)
Bagaimana bisa seperti itu? Kita ambil contoh amalan shalat. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan kepada umatnya bahwa shalat Maghrib itu tiga raka’at. Maka barangsiapa yang mengerjakan shalat Maghrib empat raka’at, tentu shalatnya tidak sah dan secara otomatis akan tertolak di sisi Allah subhanahu wata’ala.Kedua syarat itulah pada hakekatnya merupakan realisasi dari Asy Syahadatain (dua kalimat Syahadat: Laa Ilaaha Illallah – Muhammadurrasulullah). Ketika seseorang telah mengikrarkan bahwa Allah subhanahu wata’ala lah satu-satunya Dzat yang berhak untuk diibadahi, maka sudah seharusnya bagi dia untuk mempersembahkan seluruh ibadahnya ikhlas karena Allah subhanahu wata’ala. Dan ketika dia telah menyatakan bahwa Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam adalah Rasulullah, maka hendaknya dia siap, tunduk, dan patuh untuk menjalankan ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala sesuai dengan tuntunan/ajaran Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaknya dia mengerjakan amal shalih dan janganlah dia mempersekutukan sesuatu apapun dalam beribadah kepada-Nya.” (Al Kahfi: 110)
Al Imam Ibnu Katsir mengatakan: Ini adalah dua rukun amalan agar diterima (di sisi Allah subhanahu wata’ala), yaitu Ikhlas karena Allah subhanahu wata’ala dan sesuai dengan tuntunan/ajaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Jika hilang salah satu dari kedua syarat tersebut, maka amalan seseorang akan tertolak dan tidak ada nilainya di sisi Allah subhanahu wata’ala. Maka barangsiapa yang beramal dengan niatan ikhlas karena Allah subhanahu wata’ala, namun tidak sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, maka amalannya tertolak, dan sebaliknya barangsiapa yang beramal dengan amalan yang sesuai dengan tuntunan/ajaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, namun tidak ikhlas karena Allah subhanahu wata’ala, maka amalannya pun juga tertolak.
Peranan Niat dalam Amalan dan Kewajiban Ikhlas di dalamnya


Setiap amalan itu tergantung pada niatnya sebagaimana sabda nabi shalallahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan balasan (dari amalannya) sesuai dengan niatannya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Seseorang yang beramal dengan niatan ikhlas untuk mendapatkan ridha dan pahala dari Allah subhanahu wata’ala, dia akan mendapatkannya Insya Allah. Dan barangsiapa yang beramal namun dengan niatan untuk mendapatkan perkara yang sifatnya materi (duniawi) dan tidak ikhlas karena Allah subhanahu wata’ala, maka amalan itu tidak ada nilainya di sisi Allah subhanahu wata’ala. Boleh jadi dia akan mendapatkan apa yang diinginkan tersebut, tapi Allah subhanahu wata’ala tidak akan memberikan keridhaan-Nya kepadanya, bahkan Allah subhanahu wata’ala mengancam orang yang seperti ini dengan firman-Nya (artinya):
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan usaha mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali An Nar (neraka) dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Hud: 15-16)
Betapa pentingnya permasalahan ikhlas ini, sampai-sampai Al Imam An Nawawi menjadikan wajibnya ikhlas sebagai bab pertama dalam kitab beliau yang barakah Riyadhush Shalihin.
Adapun dalil yang menunjukkan wajibnya ikhlas dalam semua amalan ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala adalah firman-Nya (artinya): “Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya.” (Al Bayyinah: 5)
Seseorang yang beramal bukan dalam rangka mengharap ridha Allah subhanahu wata’ala, berarti dia telah menjadikan sekutu dan tandingan bagi Allah subhanahu wata’ala dalam ibadah. Inilah kesyirikan yang dilarang dalam agama ini. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:
“Barang siapa yang beramal dengan mempersekutukan Aku dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan (tidak mempedulikan) pelakunya dan perbuatannya.” (HR. Muslim)
Orang yang berbuat syirik kepada Allah subhanahu wata’ala, maka amalannya akan terhapus dan tertolak di sisi Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Jika engkau berbuat syirik, maka sungguh amalan-amalanmu akan terhapus dan engkau termasuk orang-orang yang merugi.” (Az Zumar: 65)



Tipu Daya Iblis


Para pembaca, tentunya kita tidak lupa akan perbuatan Iblis yang membangkang ketika Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepadanya untuk sujud kepada Nabi Adam ?. Allah subhanahu wata’ala mengusir Iblis dari Al Jannah, maka Iblis menyatakan sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala kisahkan dalam Al Qur’an (artinya):
“Iblis berkata: “Wahai Rabbku, oleh sebab Engkau telah menyesatkanku, pasti aku akan menjadikan mereka (anak cucu Adam) memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara mereka.” (Al Hijr: 39-40)
Iblis bertekad untuk menyesatkan umat manusia ini seluruhnya, kemudian Iblis mengecualikan orang-orang yang ikhlas, karena Iblis tidak akan mampu untuk menyesatkan mereka.
Ini menunjukkan bahwa misi utama Iblis adalah menyesatkan umat manusia dari jalan Allah subhanahu wata’ala dengan memalingkan mereka dari keikhlasan kepada-Nya ?.Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya setan akan selalu hadir menggoda salah seorang diantara kalian pada setiap keadaannya.” (HR. Muslim)
Hendaknya kita semua berhati-hati dari makar setan ini, karena setan senantiasa akan menggoda, menyesatkan, dan memalingkan kita dari keikhlasan kepada Allah subhanahu wata’ala. Senantiasa kita koreksi niat-niat kita dalam beramal. Semoga Allah subhanahu wata’ala menjadikan kita termasuk di antara hamba-hamba-Nya yang Mukhlishin.



Akibat tidak Ikhlas


Berikut ini akan kami sampaikan sebuah hadits nabi shalallahu ‘alaihi wasallam yang menceritakan keadaan orang-orang yang tidak ikhlas dalam amalannya, Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya):
“Sesungguhnya manusia yang pertama dihisab pada hari kiamat nanti adalah seseorang yang mati syahid, dimana dia dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah diterimanya serta ia pun mengakuinya, kemudian ditanya: Apakah yang kamu gunakan terhadap nikmat itu? Ia menjawab: Saya berjuang di jalan-Mu sehingga saya mati syahid. Allah berfirman: Kamu dusta, kamu berjuang (dengan niat) agar dikatakan sebagai pemberani, dan hal itu sudah terpenuhi. Kemudian Allah memerintahkan untuk menyeret orang

tersebut yang akhirnya dia dilemparkan ke An Nar (neraka).
Kedua, seseorang yang belajar dan mengajar serta suka membaca Al Qur’an, dia dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah diterimanya serta ia pun mengakuinya, kemudian ditanya: Apakah yang kamu gunakan terhadap nikmat itu? Ia menjawab: Saya telah belajar dan mengajarkan Al Qur’an untuk-Mu. Allah berfirman: Kamu dusta, kamu belajar Al Qur’an (dengan niat)agar dikatakan sebagai orang yang alim (pintar), dan kamu membaca Al Qur’an agar dikatan sebagai seorang Qari’ (ahli membaca Al Qur’an), dan hal itu sudah terpenuhi. Kemudian Allah memerintahkan untuk menyeret orang itu yang akhirnya dia dilemparkan ke dalam An Nar.
Ketiga, seseorang yang dilapangkan rizkinya dan dikaruniai berbagai macam kekayaan, lalu dia dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah diterimanya serta ia pun mengakuinya, kemudian ditanya: Apakah yang kamu gunakan terhadap nikmat itu? Ia menjawab: Tidak pernah aku tinggalkan suatu jalan yang Engkau sukai untuk berinfaq kepadanya, kecuali pasti aku akan berinfaq karena Engkau. Allah berfirman: Kamu dusta, kamu berbuat itu (dengan niat) agar dikatakan sebagai

orang yang dermawan, dan hal itu sudah terpenuhi. Kemudian Allah memerintahkan untuk menyeret orang tersebut yang akhirnya dia dilemparkan ke dalam An Nar.” (HR. Muslim)
Demikianlah ketiga orang yang beramal dengan amalan mulia tetapi tidak didasari keikhlasan kepada Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala lemparkan mereka ke dalam An Nar. Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa mengambil pelajaran dari kisah tersebut.
nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang menuntut ilmu yang semestinya dalam rangka untuk mengharap wajah Allah, tetapi ternyata tidaklah dia menuntutnya kecuali hanya untuk meraih sebagian dari perkara dunia, maka dia tidak akan mendapatkan aroma Al Jannah pada hari kiamat nanti.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah)
Akhir kata, semoga ulasan edisi kali ini mendorong kita untuk selalu mengoreksi ibadah yang telah kita lakukan baik kualitas maupun kuantitasnya. Semoga Allah subhanahu wata’ala mengampuni kekurangan-kekurangan ibadah kita yang telah lalu dan menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang mukhlishin. Amin, Ya Rabbal alamin.


Mutiara Faedah
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa yang berwudhu’ lalu berjalan menuju rumah Allah (masjid) untuk menunaikan kewajiban shalat yang telah diwajibkan oleh Allah, maka salah satu langkah kakinya dapat menghapus dosa dan langkah lainnya dapat mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim dari shahabat Abu Hurairah rashiallahu ‘anhu)
Masjid merupakan syi’ar agama Islam yang perlu dijaga dan dilestarikan, bukan hanya dari sisi fisiknya saja, namun yang paling utama adalah meramaikan masjid itu dengan menghidupkan berbagai macam kegiatan (ibadah) yang dianjurkan oleh syariat, seperti menghidupkan sholat jama’ah lima waktu.
Allah subhanahu wata’ala adalah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang sehingga tidak akan menyia-nyiakan amalan seseorang, bahkan Allah subhanahu wata’ala membalasnya dengan jauh lebih baik dari apa yang ia kerjakan, sebagaimana hadits di atas.

YA ALLAH, LINDUNGILAH AKU DARI ADZAB NERAKA

YA ALLAH, LINDUNGILAH AKU DARI ADZAB NERAKA

Wahai saudaraku, semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa mencurahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, ketahuilah…!!!, bahwa Al Jannah (surga) adalah tempat tinggal yang kekal, penuh dengan kenikmatan yang lezat yang tidak bisa dibandingkan dengan segala kenikmatan yang ada di dunia. Itulah negeri yang hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala. Bagi yang tidak diizinkan memasukinya maka tiada tempat lagi baginya kecuali an naar (neraka). Suatu tempat tinggal yang penuh dengan kengerian yang tidak bisa digambarkan dengan kengerian di dunia. Sejelek-jeleknya tempat tinggal dan seburuk-buruknya tempat kembali.
Itulah tempat tinggal yang bakal dihuni oleh orang-orang yang tidak mau tunduk dan taat kepada Allah subhanahu wata’ala dan itulah tempat kembali bagi orang-orang yang enggan terhadap petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Bicara tentang negeri akhirat merupakan topik yang seharusnya dijadikan headline (kajian utama) bagi orang-orang yang beriman tentang hari akhir. Suatu kajian yang akan melembutkan hati, menundukkan pandangan, meneteskan air mata dan meredam hawa nafsu. Menjadikan sedikit ketawa dan canda. Mengingatkan tentang ajal (maut) yang datang secara tiba-tiba. Tidak membedakan tua dan muda. Sudahkah kita siap mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan yang kita lakukan di hari kiamat kelak? Inilah sebuah pertanyaan yang besar. Sebuah pertanyaan yang mesti membutuhkan jawaban. Maka siapkanlah jawabannya sebelum nanti ditanya di hari kiamat kelak!!! Ya, Allah selamatkanlah kami dari pedihnya adzab neraka!!!

Dari shahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Para shahabat bertanya: “Apa yang engkau lihat ya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Saya melihat Al Jannah dan An Naar.” (HR. Muslim Kitab Sholat no. 426)
Edisi kali ini akan menyajikan topik yang berkaitan dengan sifat-sifat An Naar. Dengan harapan dapat menambah rasa takut kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Mendorong untuk berlomba-lomba memperbanyak amal kebajikan. Tiada benteng yang mampu menahan dahsyatnya api neraka melaikan benteng dari amal kebajikan.
Luas An Naar
An Naar (neraka) memiliki area yang amat luas yang daya tampungnya tidak akan penuh meskipun dimasuki oleh orang–orang durhaka sejak zaman Nabi Adam sampai hari kiamat. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Pada hari itu Kami bertanya kepada Jahannam: “Apakah kamu sudah penuh?” Jahannam menjawab: “Masihkah ada tambahan?” (Qoof: 30)
Ayat di atas menggambarkan betapa luas dan besarnya Jahannam itu. Meskipun Jahannam dilempari dari seluruh jin dan manusia (yang durhaka) dari masa nabi Adam sampai hari kiamat nanti, namun belum bisa memenuhinya.

Kedalaman An Naar
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan tentang dalamnya An Naar dalam sebuah hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Kami pernah bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba kami mendengar sesuatu yang jatuh, lalu beliau bersabda: “Tahukah kalian apakah itu?” Kami (para shahabat) menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Kemudian beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Ini adalah sebuah batu yang dilemparkan dari atas An Naar sejak tujuh puluh tahun yang lalu, sekarang batu itu baru sampai di dasarnya.” (HR. Muslim no. 2844)
Masyaa Allah, betapa dalamnya An Naar!?!, sebuah batu yang dilemparkan dari tepi jurang/bibir An Naar, baru sampai ke dasarnya setelah 70 puluh tahun lamanya. Maka, jarak kedalaman An Naar itu hanya Allah subhanahu wata’ala lah yang tahu.
Pintu Jahannam
An Naar memiliki 7 pintu yang akan dilewati dari pintu-pintu tersebut oleh para penghuni neraka sesuai dengan kadar dosa dan maksiat yang mereka lakukan di dunia. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengekor-pengekor setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (Al Hijr: 43-44)
Belenggu An Naar
Allah subhanahu wata’ala juga menyediakan belenggu-belenggu yang sangat berat dan menyiksa. Sehingga para penghuni An Naar itu tidak bisa lari dan berkutik. Siap merasakan hukuman dan siksaan. Allah berfirman (artinya): “Karena sesungguhnya pada sisi kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala.” (Al Muzammil: 12)
“Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu.” (Ibrahim : 49)
Penjaga An Naar
Allah subhanahu wata’ala juga telah menyiapkan algojo yang siap mengawasi dan menyiksa para penghuni An Naar. Allah memilih algojo (penjaga) itu dari kalangan malaikat. Allah berfirman (artinya):
“Dan tiada Kami jadikan penjaga An Naar melainkan dari malaikat.” (Al Mudatstsir: 31)
Panas An Naar
Para pembaca yang semoga Allah subhanahu wata’ala tetap melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, bahwa An Naar (neraka) itu adalah suatu tempat tinggal yang memiliki daya panas yang dahsyat. Kadar terpanas yang ada di dunia itu belum seberapa dibanding dengan panasnya api neraka. Allah berfirman (artinya):
“Maka, Kami akan memperingatkan kamu dengan An Naar yang menyala-nyala.” (Al Lail : 14)
Bagaimana gambaran dahsyatnya api neraka yang telah Allah subhanahu wata’ala sediakan itu? Hal itu telah digambarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadist yang diriwayatkan shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:
“(Panasnya) api yang kalian (Bani Adam) nyalakan di dunia ini merupakan sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya api neraka Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Demi Allah, apakah itu sudah cukup wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “(Belum), sesungguhnya panasnya sebagian yang satu melebihi sebagian yang lainnya sebanyak enam puluh kali lipat.” (HR. Muslim no. 2843)
Api neraka itu juga melontarkan bunga-bunga api. Seberapa besar dan bagaimana warna bunga api tersebut? Allah subhanahu wata’ala telah gambarkan hal tersebut dalam surat Al Mursalat: 32-33 (artinya): “Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana. Seolah-olah seperti iringan unta yang kuning.”
Berkata Asy Syaikh As Sa’di dalam tafsir ayat ini: “Sesungguhnya api neraka itu hitam mengerikan dan sangat panas.” (Lihat Taisirul Karimir Rahman)

Bagaimana dengan suara api neraka itu?

Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Apabila An Naar melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara yang menyala-nyala.” (Al Furqon : 12)
Berkata As Sa’di dalam tafsirnya: “Sebelum orang-orang penghuni sampai ke An Naar, dari jauh mereka sudah mendengar kengerian suaranya yang menggoncangkan dan menyempitkan hati, hampir-hampir seorang dari mereka mati karena ketakutan dengan suaranya. Sungguh api neraka itu murka kepada mereka karena kemurkaan Allah. Dan semakin bertambah murkanya disebabkan semakin besar kekufuran dan kedurhakaan mereka kepada Allah. (Lihat Taisirul Karimir Rahman)

Lalu dari bahan bakar apakah yang dengannya Allah subhanahu wata’ala menjadikan api neraka itu dahsyat dan bersuara yang mengerikan? Ketahuilah, untuk menunjukkan semakin ngerinya dan pedihnya siksaan di neraka, maka Allah subhanahu wata’ala jadikan bahan bakar api neraka itu dari manusia dan batu. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Jagalah dirimu dari (lahapan api) neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah: 24)
Makanan Dan Minuman Penghui An Naar
Apakah para penghuni jahannam juga mendapatkan hidangan makan dan minuman? Ya, tapi tidak seperti penjara di dunia yang masih menaruh belas kasih. Penjara di akhirat itu adalah tempat siksaan diatas siksaan dan kepedihan diatas kepedihan. Makanan dan minuman yang dihidangkan pun sebagai bentuk adzab dan siksaan

a. Makanan Yang Berduri
Allah berfirman (artinya):
“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan rasa lapar.” (Al Ghasiyah: 6-7)
“Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.” Al Muzammil: 13
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menjelaskan tentang ayat diatas: Bahwa “makanan yang menyumbat di kerongkongan” itu adalah duri yang nyangkut di kerongkongan yang tidak bisa masuk dan tidak pula keluar. Sehingga makanan itu hanya akan menambah kepedihan dan kesengsaraan.
b. Pohon Zaqqum
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Sesungguhnya kalian wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, kalian benar-benar akan memakan pohon zaqqum. Dan kalian akan memenuhi perutmu dengannya.” (Al Waqi’ah: 51-53)
Apakah pohon zaqquum itu? Apakah pohon itu enak lagi lezat? Tentu tidak, justru pohon itu hanya akan menambah kepedihan dan kesengsaraan pula.
Allah subhanahu wata’ala mensifati lebih lanjut tentang pohon zaqqum dalam ayat lainnya (artinya): “Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu. Maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum tersebut.” (Ash Shaffat : 64-66)
Tatkala para penghuni neraka haus karena terbakar. Maka Allah subhanahu wata’ala sudah siapkan hidangan minuman bagi mereka yang akan menambah pedih siksaan mereka. Minuman berupa nanah dan air panas yang dapat memotong usus-usus mereka. Allah berfirman (artinya): “Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas..” (Ash Shaffat: 67-68)
“… dan mereka diberi minuman air yang mendidih sehingga memotong usus-usus mereka.” (Muhammad: 15)
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” An Naba’ : 24-25
Pakaian Penghuni An Naar
Mereka juga akan dikenakan pakaian. Tentu pakaian itu tidak dibuat untuk kenyamanan. Justru pakaian itu sengaja disiapkan untuk menambah kesengsaraan bagi para penghuni nereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka.” (Ibrahim : 50)
“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka…,” (Al Haj : 19)
Tempat Tidur Penghuni An Naar
Demikian juga mereka telah disiapkan tempat tidur dan selimut. Yang sengaja dibuat untuk menambah kepedihan adzab bagi mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang zhalim.” (Al A’raf: 41)
Pembaca yang dimuliakan Allah, setelah kita mengetahui kengerian dahsyatnya adzab neraka, maka banyak-banyaklah kita berdo’a, bertaubat dan beramal shalih. Karena Allah dengan rahmat-Nya hanya akan menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang bertaqwa kepada-Nya dan takut dari adzab neraka. Yatiu dengan melaksakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi laranga-larangan-Nya. Ya Allah, tunjukilah kami ke dalam jalan-Mu yang lurus yang menghantarkan ke dalam Al Jannah (surga) dan jauhkanlah kami dari jalan-jalan yang menghantarkan ke dalam api neraka.!!! Amiin, Ya Rabbal alamiin.

Syarat sah suatu ibadah


Syarat sah suatu ibadah

Ketahuilah wahai saudaraku seiman, bahwasanya sholat dan ibadah-ibadah kita yang laintidak akan diterima disii Alloh kecali jika terpenuhi 2 syarat :

Syarat pertama :  Amalan tersebut ikhlas karena Alloh, karena sesungguhnya Alloh tidak akan menerima amalankecuali yang dimurnikan kepada-nya. Alloh berfirman yang artinya :
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan memurnikan Ketaatan kepadanyadalam (menjalankan) agama yang lurus… (QS. al-Bayyinah [95]:5)
Alloh juga berfirman yang artinya :
Ingatlah, hanya kepunyaan Alloh agama yang bersih (dari syirik)…(QS.az-Azumar [9]:3)
Katakanlah: ”Hanya Alloh saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-nya dalam (menjalankan) agamaku.” (QS. az-Zumar [39]:14)

Syarat kedua: ittiba’ (mengikuti) Rosululloh, karena sesungguhnya Alloh tidak akan menerima amalan kecuali yang sesuai dengan petunjuk Rosululloh. Alloh Berfirman yang artiya :
Apa yang diberikan Rosul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarang olehmu, maka tinggalkanlah... (QS. al-Hasyr [59]:7)
Maka dari Robbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu  keberatan terhadap keputusan yang mereka barikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya (QS. an-Nisa’[4]:65).
Rosululloh bersabda yang artinya:
“Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan kami ini suatu amalan yang tidak ada padanya maka amalan itu tertolak”. Dan didalam lafazh yang lain:”Barangsiapa melakukan amalan yang tidak berdasarkan urusan dari kami maka amalan itu tertolak.” (Diriwayatkan oleh Bukhori di dalam Shohihnya: 2499 dan Muslim didalam Shohihhya: 3243)
Hadist ini menunjukan bahwa segala amalan yang tidak berdasar kepada urursan nabi maka akan tertolak. Maksud “urusan” Nabi adalah Agama dan Syariatnya. Maka barangsiapa melakukan amalan tanpa tuntunan dari Rosullulloh maka amalannya akan tertolak, kembali kepada pelakunya tanpa mendapatkan pahala sedikitpun dari Alloh.
Maka tidak berguna setiap amalan __termasuk sholat yang kita kerjakan__ jika tidak ikhlas karena Alloh dan benar sesuai dengan sunnah Rosullulloh.
Fudhoil bin ‘Iyadh Berkata tentang makna firman Alloh:
“Supaya dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amal-nya”. (QS. al-Mulk[67]:2) “Yaitu yang paling ikhlas dan palng benar.” Ditanya kepadanya: “Wahai Abu Ali, Apakah yang dimaksud dengan yang paling ikhlas dan yang paling benar?” Maka dia menjawab: “Sesungguhnya amalan, jika ikhlas tapi tidak benar

maka tidak akan diterima, dan jika benar dan tidak ikhlas maka tidak akan diterima.dan akan diterima jika ikhlas an benar.Ikhlas jika diniatkan semata karena Alloh dan benar jika dilandasi atas sunnah.” (Diriwayatkan oleh abu Nu’aim didalam Hilyatun Auliya’8/95).

Dan diantara ayat yang menggabungkan dua syarat di atas adalah firman Alloh  di akhir surat al-Kahfi [18] yang artinya :
Katakanlah: Sesungguhnya Aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Sesungguhnya Ilah kamu itu Ilah yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Robbnya, Hendaklah ia mengaerjakan amal yang Shohih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Robbnya.”

(Untuk pembahasan lebih lanjut tentang masalah ini silahkanmerujuk kitab Iqtidho’Shirithol Mustaqim oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah 2/372-374 dan kitab Ushul Iman fi Dhauuil Kitabi was Sunnah terbitan Dapartemen Waqof dan Urusan Agama Arab Saudi).

HAKIKAT KECANTIKAN


Orang-orang yang terfitnah dengan wajah dan gambar cantik banyak sekali yang terperosok ke dalam perbuatan keji. Memang pantas dinamai perbuatan keji, karena Allah menamakannya perbuatan keji, perbuatan jeleki, kerusakanii, keburukaniii, syubhat dan kejahataniv. Seluruh perkara di atas bertentangan dengan kecantikan. Dari situ dapatlah kita ketahui bahwa kecantikan yang disukai oleh Allah bukanlah kecantikan lahiriyah, sebab Allah tidak hanya melihat kecantikan lahiriyah belaka. Amat mustahil hal itu menjadi sesuatu yang disukai oleh Allah. Kecantikan itu ada yang disukai oleh Allah dan ada yang dibenci. Sesungguhnya Allah membenci mempercantik diri (laki-laki) dengan mengenakan sutera dan emas, membenci berhias dengan pakaian kesombongan. Meskipun dengan perhiasan itu seseorang menjadi lebih cantik. Kecantikan ada tiga macam:
1.Kecantikan yang tidak menimbulkan mafsadat. Inilah kecantikan yang dicintai Allah.
2.Kecantikan yang membawa mafsadat dan mengundang kemarahan Allah. Inilah kecantikan yang dibenci Allah.
3.Kecantikan yang mengandung kedua unsur di atas. Jenis kecantikan yang ketiga ini dibenci Allah dari satu sisi dan disukai-Nya dari sisi yang lain.
Ini jika kecantikan tersebut kecantikan buatan, adapun jika kecantikan itu adalah kecantikan alami, bukan buatan ataupun polesan, maka sama sekali tidak berkaitan dengan pahala dan dosa, tidak berkaitan dengan celaan dan pujian Allah, dan tidak berkaitan pula dengan kecintaan dan kebencian-Nya. Kecuali jika kecantikan itu digunakan untuk perkara yang disukai oleh Allah atau untuk perkara yang dibenci oleh Allah, sebagaimana kami jelaskan sebelumnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan suka keindahan.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah membenci orang yang keji dan kotor ucapannya.” v
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai kekejian dan perkataan keji.” vi
Kecantikan dan keburukan memiliki keterkaitan dengan bentuk fisik dan tingkah laku. Tingkah laku itu akan tampak bekasnya pada perkataan dan perbuatannya. Jadi, dari sisi ini ada delapan jenis manusia, dua di antaranya adalah:
1.Yang memiliki kecantikan secara fisik maupun tingkah laku, pada perbuatan maupun perkataan. Merekalah orang yang paling terpuji dan paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lawannya adalah:
2.Yang buruk secara fisik maupun tingkah laku, pada perbuatan maupun perkataan. Merekalah manusia paling buruk dan paling dibenci Allah.
Ada pula yang terangkum pada dirinya dua unsur tersebut. Yaitu cantik dari satu sisi dan buruk pada sisi yang lain. Ada yang kecantikannya lebih dominan daripada keburukannya dan sebaliknya. Dan kadang kala juga berimbang.
Barangsiapa yang sering memperlihatkan keadaan manusia tentu akan mendapatinya demikian. Biasanya antara kecantikan lahir dan kecantikan batin saling berkaitan erat. Sebagaimana antara keburukan lahir dan keburukan batin juga saling berkaitan.
Bagi yang suka memperhatikan keadaan manusia, pasti menemukan hal itu. Pada umumnya kecantikan lahiriyah dan kecantikan batin saling terkait satu sama lain. Demikian pula halnya keburukan lahir dengan keburukan batin. Karena setiap batin terdapat indikasi pada penampilan lahir menunjukkan rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Allah telah menjadikan keterkaitan dan keselarasan antara rupa dan perilaku serta antara lahir dan batin. Dari sisi inilah orang-orang membicarakan tentang firasat. Menggali ilmunya yang merupakan ilmu yang paling tersembunyi dan pelik. Dasarnya adalah mengenal persamaan dan kesesuaian yang Allah tetapkan pada dua hal yang saling memiliki kasamaan. Barangsiapa tidak memiliki sedikit pengetahuan tentang hal ini, maka hampir dapat dipastikan ia tidak akan memperoleh manfaat dari dirinya dan dari orang lain.
Jika engkau perhatikan alam sekitar, jarang sekali engkau dapati makhluk yang jelek rupanya melainkan pasti memiliki perangai yang jelek, perbuatan dan perkataan yang sesuai dengan rupanya yang jelek itu. Kecuali jika ia memperhalus etika dan memperdalam ilmu yang mengeluarkannya dari perangai jelaknya itu. Sebagaimana didapati pada beberapa hewan yang dilatih dan dibimbing sehingga terlepas dari tabiat aslinya. Dan jarang sekali engkau lihat makhluk yang cantik pasti memiliki perangai, perbuatan dan perkataan yang sesuai dengan parasnya yang cantik. Kecuali jika pengaruh yang jelak mengeluarkannya dari tabiatnya. Sebagaimana halnya seorang anak yang lahir di atas fitrah, kalau dibiarkan niscaya dia akan tumbuh di atas fitrah Islam. Akan tetapi, kekufuran mengeluarkannya dari fitrah tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan:
“Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan.”
Untuk membedakan antara kesombongan yang dibenci Allah, bahwasanya kesombongan itu bukanlah keindahan. Dan Rasulullah menjelaskan keindahan yang disukai Allah, Rasulullah mengatakan: “Tidak akan masuk Surga siapa saja yang ada di dalam hatinya sebesar biji dzarrah kesombongan.”
Mereka berkata: “Wahai Rasulullah, seseorang ingin agar bajunya bagus dan sandalnya juga bagus,apakah itu termasuk kesombongan?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Tidak, sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan, kesombongan itu adalah menolakkebenaran dan menghinakan orang lain.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa memakai pakaian dan sandal yang bagus termasuk keindahan yang disukai Allah, sebagaimana firman-Nya:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.” (Al-A’raf: 31)
Jika penampilan lahir dan batin indah, maka itulah yang disukai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika batin indah tapi penampilan lahirnya tidak indah alias jelek maka disisi Allah bukanlah hal yang merugikannya. Meskipun hina tiada berharga dalam pandangan manusia, tapi di sisi Allah ia mulia dan berharga. Jika seorang hamba memiliki suara yang merdu, namun apabila ia gunakan untuk berbicara yang keji dan bernyanyi, maka Allah membenci suara itu, walaupun suaranya itu suara yang palingmerdu. Sebagaimana Allah membenci kecantikan yang digunakan untuk perbuatan keji. Walaupun kecantikannya itu tiada taranya. Uraian ini sangat bermanfaat sekali untuk menjelaskan perbedaan antara keindahan yang disukai Allah dan yang dibenci-Nya.
Wallahu A’lam
((disadur dari buku Noktah-Noktah Hitam Senandung Setan, karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, penerbit Darul Haq, Jakarta))

74 WASIAT UNTUK PARA PEMUDA


Segala puji bagi Allah yang berfirman:“Dan sungguh Kami telah memerintahkan orang-orang
yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.” (An-
Nisa’: 131)
Serta shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya
Muhammad yang bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah , serta agar kalian mendengar dan
patuh.”
Dan takwa kepada Allah adalah mentaati-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
Wa ba’du:
Berikut ini adalah wasiat islami yang berharga dalam berbagai aspek seperti ibadah,
muamalah, akhlak, adab dan yang lainnya dari sendi-sendi kehidupan. Kami persembahkan
wasiat ini sebagai peringatan kepada para pemuda muslim yang senantiasa bersemangat
mencari apa yang bermanfaat baginya, dan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi
orang-orang yang beriman. Kami memohon kepada Allah agar menjadikan hal ini bermanfaat
bagi orang yang membacanya ataupun mendengarkannya. Dan agar memberikan pahala
yang besar bagi penyusunnya, penulisnya, yang menyebarkannya ataupun yang
mengamalkannya. Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik tempat bergantung.

1. Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya’ baik dalam perkataan ataupun
perbuatan.
2. Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlak.
3. Bertaqwalah kepada Allah dan ber’azamlah untuk melaksanakan semua perintah dan
menjauhi segala larangan-Nya.
4. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuha dan perbanyaklah istighfar.
5. Ingatlah bahwa Allah senatiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahwa Allah
melihatmu, mendengarmu dan mengetahui apa yang terbersit di hatimu.
Untuk nasehat selanjutnya insyaAllah akan disambung minggu depan! ^_^

DO’A UPACARA HARI PRAMUKA KE 49


DO’A UPACARA HARI PRAMUKA KE 49
Teks do’a UPACARA HARI PRAMUKA KE 49ini dibacakan oleh : Muhammad. Ali Ridlo
Tempat : Kantor Wali Kota Lama. Jl. Subrantas
Acara Tanggal 14 Agustus 2010. Di hadiri Oleh Bpk. Walikota Dumai beserta wakil Wali Kota, & Kakak2 Pembina, Andalan,Adik siaga,Penggalang dll.
DO’A
A’UDZUBILLAHI MINASSYAITONIRROJIM
BISMILLAHHIRROHMANNIRROHIM
ALHAMDULILLAHIROBBIL ‘ALAMIN
WASHALATU WASSALAMU’ALA ASYROFIL  AMBIYAI WAL MURSALIN
SAIDINA MUHAMMADIN WA’ALA ALIHI WASHOHBIHI AJMA’IN.

SEGALA PUJA DAN PUJI BAGI-MU YA ALLAH, ENGKAU YANG MAHA PEMURAH, MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG……
ENGKAU PENCURAH RAHMAH DAN HIDAYAH. ENGKAU YANG MENGATUR SELURUH HIDUP KAMI INI, PADAMULAH, KAMI MEMOHON SEGALA HARAPAN, UNTUK MENDAPATKAN AMPUNAN DAN RIDHOMU.


YA ALLAH………. PADA HARI INI KAMI MENYELENGGARAKAN UPACARA HARI PRAMUKA KE 49, PERKENANKAN DO’A DAN PINTA KAMI. JADIKAN YA ALLAH ACARA INI, ACARA YANG SENANTIASA DALAM PERLINDUNGANMU, DENGAN PENUH RAHMAT DAN KEBERKAHAN.
JADIKANLAH USAHA KAMI INI SEBAGAI AMAL YANG TERPUJI DISISIMU, JADIKAN UPACARA HARI PRAMUKA INI SENANTIASA DALAM BIMBINGANMU, BERIKAN KAMI AGAR DAPAT MELANJUTKAN PERJUANGAN YANG TELAH DITINGGAL KEPADA KAMI SELAKU PENERUS.
DAN KAMI SADAR BAWHA KAMI ADALAH HAMBAMU YANG DHAIF. MAKA HANYA KEPADAMULAH YA ALLAH KAMI MEMOHON PERTOLONGAN.


YA ALLAH KAMI MENYADARI BETAPA BANYAK TUGAS KAMI YANG BELUM LAGI SELESAI. TERCIPTANYA KONDISI PRAMUKA YANG AMAN DAN HANDAL, MASIH TERUS DIUPAYAKAN .
KARENA ITU YA ALLAH, BERILAH KAMI KEKUATAN, KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI, BERILAH PETUNJUK, HIDAYAH DAN MAGHFIRAHMU, AGAR KAMI DAPAT MELAKSANAKAN SEMUA TUGAS TERSEBUT DENGAN BAIK.
YA ALLAH KUATKANLAH IMAN DAN TAQWA KAMI, SEHINGGA KAMI DAPAT MENGATASI SEMUA COBA’AN, RINTANGAN  DAN TANTANGAN.
MUDAHKAN SEGALA URUSAN KAMI, TANAMKAN RASA PERSATUAN, DAN KESATUAN  DALAM KALBU KAMI. HINDARKAN KAMI DARI SEGALA KESOMBONGAN DAN SADARKAN KAMI JIKA KAMI BERBUAT SALAH DAN KEKELIRUAN, LAPANGKAN JALAN YANG HENDAK KAMI LALUI, HINDARKAN KAMI DARI MALAPETAKA DAN MARABAHAYA, JAUHKAN KAMI DARI KERJA YANG TAK SANGGUP KAMI MEMIKULNYA.


YA ALLAH JADIKAN KAMI, DAN KELUARGA KAMI, PARA PEMIMPIN KAMI, SEBAGAI HAMBA-MU YANG PANDAI BERSYUKUR, AMPUNI SEGALA DOSA KAMI.
MA’AFKAN SEGALA KESALAHAN KAMI, RAHMATI PERJALANAN HIDUP KAMI, BERIKAN KAMI KEBAHAGIAAN DUNIA DAN KEBAHAGIAAN AKHIRAT.
YA RAB…….PERKENANKANLAH DO’A DAN PINTA KAMI.
ROBBANA ATINA FIDDUNYA HASANAH, WAFIL AKHIRATI HASANAH, WAQINA ‘AZABANNAR.
SUBHANA ROBBIKA ROBBIL ‘IZZATI ‘AMMA YASHIFUN. WASALAMUN  ‘ALAL MURSALIN. WALHAM DULILLAH HIRABBIL ‘ALAMIN


kata motivasi


Sukses Adalah Perjalanan
Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir
Success is a journey, not a destination.
Memberi dan Menerima
Mereka yang dapat memberi tanpa mengingat, dan menerima tanpa melupakan akan diberkati.
Blessed are those that can give without remembering and receive without forgetting.

Hargai Milikmu
Hargailah segala yang kau miliki; anda akan memiliki lebih lagi. Jika anda fokus pada apa yang tidak anda miliki, anda tidak akan pernah merasa cukup dalam hal apapun.
Be thankful for what you have; you’ll end up having more. If you concentrate on what you don’t have, you will never, ever have enough.

Pemarah dan Bersabar
Hanya seorang yang pemarah yang bisa betul-betul bersabar. Seseorang yang tidak bisa merasa marah tidak bisa disebut penyabar, karena dia hanya tidak bisa marah. Sedangkan seorang lagi yang sebetulnya merasa marah, tetapi mengelola kemarahannya untuk berlaku baik dan adil adalah seorang yang berhasil menjadikan dirinya bersabar. Dan bila Anda mengatakan bahwa untuk bersabar itu sulit, Anda sangat tepat, karena kesabaran kita diukur dari kekuatan kita untuk tetap mendahulukan yang benar dalam perasaan yang membuat kita seolah-olah berhak untuk berlaku melampaui batas.


Jalan yang Kita Lalui
Kadang kala, jalan yang sedang kita lalui, tidak sepenting arah yang kita tuju.
Sometimes the path you’re on is not as important as the direction you’re heading.

Action dan Mimpi
Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu bermimpi, jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya.
To accomplish great things, we must not only act, but also dream; not only plan, but also believe.

Mengejar Mimpi
Semua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya.
All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them.
Bakat Kita
Bakat yang kita miliki adalah hadiah dari Tuhan untuk kita… Apa yang dapat kita hasilkan dari bakat tersebut adalah hadiah dari kita untuk Tuhan.
Our talents are the gift that God gives to us… What we make of our talents is our gift back to God.


Titik Syaraf Wanita

Sikap yang agresif di atas ranjang ditambah ereksi yang sempurna ternyata belum cukup untuk membuat pasangan "mengintip" indahnya surga saat orgasme. Bila Anda ingin membuat gairah si dia lebih terbakar sekaligus cepat mencapai orgasme, ketahui titik-titik sensitifnya. Dijamin ia akan meminta lagi dan lagi.

Bagian wajah

Bibir, bagian ini kaya akan saraf yang sensitif bila disentuh. Menurut ajaran Tantra, ada saraf yang menghubungkan bibir atas langsung dengan klitoris. Bibir juga bisa dimanfaatkan untuk menjelajah seluruh bagian tubuhnya.

Hidung dan mata
Sama seperti skrotum (kantung buah pelir) bila disentuh dengan lembut kulit kelopak mata juga menghasilkan sensasi yang hampir sama. Usap lembut hidung pasangan dengan hidung Anda, lalu perlahan kecup lembut bibirnya. Lalukan dengan intens dan perlahan.

Leher
Area leher memiliki tingkat sensitif yang tak kalah dalam menyulut saraf sensualnya. Bagian belakang leher juga memiliki ujung-ujung saraf yang jumlahnya ribuan.

Payudara dan puting

Entah dengan dihisap, dijilat, diusap, atau diremas lembut, bagian tubuh ini membantu meningkatkan gairah seksual.

Paha bagian dalam
Belai lembut atau basahi dengan lidah Anda untuk membuatnya langsung turn on.


Perut
Area antara pusar dan tulang pubik penuh dengan titik-titik kenikmatan. Mengaktifkan titik-titik ini merangsang mengalirnya darah ke seluruh daerah pubik.

Vulva

Bagian depan bantalan empuk jaringan mons veneris yang terletak sekitar 5 cm di atas klitoris penuh ujung saraf. Menyentuh bagian ini dengan jari tangan dapat membangkitkan sensasi dan meningkatkan orgasme.


code-code warcraft

Result                                                                   
Cheat Code
PUKUL SATU KALI LANGSUNG MATI
whosyourdaddy
Infinite mana
thereisnospoon
Lanjutkan bermain setelah kehilangandalam modus kampanye

strengthandhonor
mappenuh
iseedeadpeople
Kemenangan Instan
allyourbasearebelongtous
Kekalahan Instan
somebodysetusupthebomb
Anda dan pahlawan sekutu10 tingkat
ihavethepower
Hapus mantra dingin
thedudeabides
Nonaktifkan kemenangan kondisi
itvexesme
UANG 500
keysersoze [number]
POINT POHON
leafittome [number]
UANG&MENEBANG POHON ; 500 is default
greedisgood [number]
BANGUNAN CEPAT
warpten
BUNUH CEPAT
iocainepowder
MAKANAN
pointbreak
cepat penelitian
whoisjohngalt
MENINGKAT
sharpandshiny
Tech tree unlocked
synergy
Set time to morning
riseandshine
Set time to evening
lightsout
Set time of day
daylightsavings [hour]
Toggle daylight progression
daylightsavings
POHON HILANG
abrakadabra
Level select [Note]
motherland [race] [level]
Catatan: Contoh: "tanah manusia 7". urutan istirahat dihitung dalam jumlah tingkat.